Antara Lahir dan Batin (1)

Picture of Muhammad Hamdani

Muhammad Hamdani

Suluh Cahaya

Tatanan (agama) Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw., mencakup ilmu syariat (tatanan lahir) dan ilmu hakikat (tatanan batin). Di antara kedua hal itu, lahir dan batin, manakah yang lebih ideal dan sempurna? Yang sempurna adalah yang mempertemukan keduanya.

Ilmu lahir saja, kita bagaikan kulit tanpa isi. Ilmu batin saja, kita bagai isi tanpa kulit. Bila kulit saja, itu tidaklah bisa ditanam. Bilamana biji saja, itu tidak bisa dimakan.

Itulah mengapa, hukum ketuhanan itu adalah hukum batin. Sementara hukum kemakhlukan atau tatanan dunia ini adalah ilmu lahiriah. Kelak, kita “dibangkitkan” menurut kondisi batiniah kita. Persaksian batinlah yang bisa sampai ke hadrat Allah.

Sementara ilmu lahiriah, akan berguna bagi tata kelola kehidupan kita di dunia. Kalau pun keadaan ketaatan kita itu maksimal, namun kondisi batin kita ini bobrok, maka amal-amal itu kelak akan dicampakkan ke muka kita. Allah Maha Mengetahui apa yang tampak (terucap) dan apa yang tersembunyi.

Bisa saja karena kesibukan kita menghias diri secara lahiriah itu didasari oleh kepentingan dunia, tidak lillahi taala. Demikian juga ilmu batin, bila itu hanyalah lipstik belaka, maka bersiaplah kita dengan murkaNya. Bagaimana mungkin mereka yang memahami hakikat nilai batiniah, lalu tak mengindahkan hukum tatanan dunia yang Allah tentukan baginya.

Keduanya, selama dilakukan dengan asas pengabdian tentu saja akan dihargai oleh Allah. Namun berbeda derajat, sebab kondisi hambaNya itu bertingkat-tingkat di sisiNya. Maka seiring waktu berjalan, kita ini membenahi dan melengkapi apa yang dirasa belum tunai. [sc]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *