Menurut guru bagaimna?
Mengapa rukuk disandingkan dengan sujud?
###
Umumnya manusia belajar pertama-tama dari realitas yang tampak. Kehidupan kita sehari-hari ini dengan segala sarananya; lingkungan sosial, pendidikan, keluarga, dsb. Dari sana manusia mengambil peran dan tujuan, pencarian akan kebenaran serta fungsinya dalam kehidupan.
Untuk itu manusia harus menegakkan azimahnya, seperti alif yang berdiri tegak penuh pendirian. Menjalani kehidupan dan mengambil pelajaran darinya. Manusia juga mesti rukuk (merunduk) seperti huruf ha’, pada realitas kehidupan ini, karena di sebaliknya adalah Maha Kuasa dan Kehendak Allah. Merunduklah sempurna dengan tuma’ninah, sampai tenang dengan ketawadukan itu sendiri.
Baru manusia bisa berdiri lagi dan seimbang (i’tidal), menyaksi Sang Diri itu di sebalik segala yang tampak dalam kehidupan. Maka kemudian sujudlah, berserah diri dalam pengaturannya; owh ada yang Maha Nyata di sebalik yang nyata, ada yg gaib di balik yg gaib.
Maka sujudlah, berserah diri, penuh penghambaan seperti mim. Kemudian bangkit duduk di posisi Ibrahim, seperti huruf dal; menyatakan pengesaan… yakni seluruh runutan tata cipta dan rancanganNya dalam kehidupan. Mulailah dari berdiri, rukuk, i’tidal, sujud dan duduk… adalah ALIF, HA’, MIM, DAL menjadi Ahmad.